Ada cowok yang dengan lantang didepan temannya berkata kalau dia punya kriteria pacar yang bisa diajak miskin. Maksudnya, bisa nerima dia apa adanya yang setiap bulan hidup sederhana dan memakai motor untuk alat transportasi sehari-hari. Tetapi rata-rata dari pengalaman ku, kebanyakan cowok yang berkata seperti itu adalah orang yang pelit. Mereka akan selektif dalam pengeluaran maka lebih nyaman kalau pilih pacar yang bisa diajak miskin atau sengsara sama-sama. Mungkin bagi wanita yang masih umur belasan atau early twenty masih bisa menerima hal tersebut. Tetapi bagi wanita 25 tahun ke atas justru akan memandang kalau cowok tersebut adalah orang yang tidak mau berusaha. Toh, papah aku yang seorang pria berkata kalau ada pria yang bilang cewek matre adalah cowok yang tidak mau berusaha. Pembantu ku pun menambahkan bahwa dia akan berfikir dua kali kalau diajak nikah sama cowok yang sudah menjanjikan hidup sengsara miskin bersama.
Yang perlu dipahami orang yang ingin punya pacar diajak sengsara tadi adalah saat ini semakin banyak wanita yang mandiri. Bahkan, dia bisa berkarir lebih tinggi dibandingkan pria. Dengan kemandirian tersebut maka sering mereka mencari pria yang setaraf dengan mereka. Bukan akan memilih pria yang akan mengajak dia untuk miskin bersama-sama. Semakin tua, semakin pemikiran kita berkembang dalam memahami suatu masalah. Perlu banyak sisi pula untuk kita memahami suatu keiinginan.