Jodoh itu memang ditangan Tuhan. Banyak buktinya seperti mamah dan papah ku yang pacaran hanya setahun akan tetapi pernikahannya bisa bertahan dengan harmonis sampai sekarang. Teman aku yang calon suaminya orang hebat, awal mula berkenalan lewat keisengan di jejaring sosial. Teman yang lain menikah dengan seseorang yang sudah naksir teman ku itu sejak dia SMP. Ada yang dapet jodoh cepat terus menikah dan segera punya anak. Ada juga yang belum dapat jodoh seperti aku. Aku percaya semua sudah diatur Tuhan untuk tujuan yang baik.
Permasalahan kemudian muncul ketika segelintir orang yang sudah punya pacar atau calom suami mendiskreditkan orang yang sampai saat ini belum bertemu jodoh. Dia berbicara tanpa difilter kalau orang-orang seperti aku mending dapat si A. Padahal si A sudah jelas-jelas beda agama. Atau orang benar-benar tidak sesuai dengan kriteria kita dan keluarga. Bener deh.. rasanya beda kalau belum punya pacar sama yang sudah punya pacar. Mereka bagi yang sudah punya pacar mungkin memiliki rasa yang tenang karena pasangannya merupakan orang baik. Sedangkan bagi yang belum punya pacar, rasanya dijodohkan secara asal tersebut gak enak. Bagi aku mending kerja dulu daripada menikah dengan orang yang salah. Menikah itu benar-benar dari hati. Kalau cuma pengen status sosial, apa ada hasilnya jadi baik? Toh, kalau misalnya orang-orang tersebut berhasil menjodohkan kita dengan orang antah berantah. Kehidupan pernikahan ternyata berantakan. Apa teman-teman tersebut mau tanggung jawab? Aku rasa tidak! So, bagi teman-teman yang sudah hidup tenang karena punya calon yang baik. Jangan asal omong mau jodohkan teman yang jomblo dengan orang yang antah berantah. Itu rasanya gak enak. Kita sudah sama-sama dewasa kan? Orang dewasa itu berani bertanggung jawab dengan segala keputusannya.