Sabtu, 16 November 2013

Sekolah Master

Perasaan sudah 2 tahun lalu baru selesai ngerjain skripsi. Sekarang sudah harus ngerjain thesis karena sedang mengambil master degree. Rasanya sih ribet banget. Tetapi harus dipaksa biar cepat selesai. Pertama, kenapa aku ambil pendidikan master karena pingin ilmu aku ini bisa meraih kerjaan yang aku impikan. Tetapi setelah menjalani pendidikan master jadi orientasinya berubah. Ternyata, gak semua perusahaan yang buka lowongan butuh lulusan S2. Hal tersebut karena perusahaan merasa gak punya biaya yang besar untuk gaji lulusan master. Mereka baru akan memberikan gaji besar ketika memang kita punya kapabilitas yang memadahi. Soalnya, gak semua lulusan master kerjanya bagus. Sebagai calon lulusan master, aku gak berharap banyak buat dapat gaji yang langsung besar. Soalnya takut adanya kecemburuan dari lulusan lain yang non master terhadap kita. Aku justru berharap kalau bisa dapet gaji besar karena kemampuan aku sendiri. Positif dari ambil sekolah master adalah kita memiliki kemampuan untuk berfikir lebih terbuka, lebih analitis, dan jiwa kepemimpinan yang besar.

Kalau aku lihat teman-teman sebaya yang ambil master, mereka selalu berfikir langsung akan dapat job yang gede. Mereka jadi selektif. Mereka bilang "hanya" mau diperusahaan ini itu saja karena untuk master dihargai dengan biaya besar. Mereka gak mau kerja di tempat tertentu karena posisi untuk master dianggap biasa. Padahal tetap saja kita akan mengalami proses tranning yang sama dengan lulusan S1. Hidup itu sulit dan perlu perjuangan. Lulusan master gak selalu menjamin kita akan sukses, kaya, dan beruntung. Hal tersebut yang perlu disadari dari sekarang.